RINDU YANG KUTITIPKAN PADA LANGIT
Kan kutulis namamu ditepi malam,
diantara gemintang yang terus terdiam,
tentang sebuah rindu yang tak pernah mati, meski waktu berusaha menghapus dalam hati.
Langit adalah saksi rindu yang ada,dengan lembut ia memeluk setiap doa,menghimpunnya menjadi bait bait yang indah,menyampaikan harapku pada semesta tanpa gelisah.
Apakah kau mendengar sesuatu yang kubisikkan,ketika angin mengirimkan sajakku ke keabadian?
Aku menitipkan setiap getar rindu untukmu, pada kabut yang mengembara ke arahmu.
Wajahmu adalah puisi yang abadi,
lukisan rindu yang tak akan pernah hilang dari hati.
Aku menjelma bisikan disela rintik hujan,
berusaha mendekapmu, walau hanya dalam angan.
Dan meski kita berada di dua alam berbeda,aku tetap menyusun namamu dalam doa,menjadikannya sebuah puisi yang takkan terhenti, yang hanya dimengerti oleh langit dan sang ilahi.
"Sebuah Puisi Yang Hanya Dimengerti Oleh Langit dan Ilahi"
kisah ini menyiratkan kerinduan yang begitu personal dan sakral, hanya dapat dipahami oleh alam semesta dan rasa yang abadi.
sebab rindunya tertahan dan melekat tak pernah terhenti, kehilangan sosoknya hanya menyisakan ruang lembab pada awan.
melangkah untuk melanjutkan hidup serasa tak mampu bertahan, jasadnya boleh pergi dan tak kembali, namun senyumnya selalu abadi dalam hati. (pena_sujinun)
Posting Komentar